Friday, November 27, 2009

Investasi Dubai di Indonesia US$ 7,21 Miliar

Artikel berikut mencakup topik yang baru-baru ini pindah ke tengah panggung - setidaknya itu tampaknya seperti itu. Jika Anda berpikir Anda perlu tahu lebih banyak tentang hal itu, inilah kesempatan Anda.
VIVAnews - Dubai, kota elit di Uni Emirat Arab itu kini terbelit utang yang sangat besar. Akibatnya otoritas setempat meminta penangguhan pembayaran utang pokok (standstill) hingga enam bulan kepada para kreditor mancanegara.

Sebagai pengelola utama pembangunan Dubai, konsorsium Dubai World meminta para kreditor untuk bersabar menerima pembayaran utang hingga Mei 2010.

Utang pokok yang harus ditanggung Dubai World sebesar US$ 60 miliar. Bila termasuk bunga, beban yang harus ditanggung grup perusahaan dukungan pemerintah itu menjadi sekitar US$ 80 miliar.
 
Berdasarkan catatan VIVAnews, total investasi Dubai hingga 12 Mei 2009 di Indonesia mencapai US$ 7,21 miliar. Berikut adalah beberapa investasi tersebut:

Dubai Ports (DP) World
Dubai Ports World menginvestasikan US$ 175 juta untuk membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) dengan PT Pelindo III, PT Terminal Petikemas Surabaya (PTS).

DP World membeli 49 persen saham pada usaha patungan tersebut dari P&O pada 2006.

DP World adalah anak usaha Dubai World milik pemerintah Emirat Dubai. Pada 2006, DP World juga membeli saham P&O di seluruh dunia senilai US$ 7 miliar.

Dubai DryDocks World (DDW)
Dubai DryDocks World melalui DryDocks World SE membentuk JV PT Batam Maritime Center. Perusahaan berinvestasi hingga US$ 500 juta untuk bekerja sama dengan Fabtech International Ltd yang juga perusahaan asal Dubai.

DDW adalah anak usaha Dubai World. Proyek ini terhambat lebih dari dua tahun sejak nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) ditandatangani pada 10 Agustus 2007.

Selain di dalam negeri, DDW telah membeli dua perusahaan milik Singapura senilai US$ 1,5 miliar. DDW berambisi menjadikan galangan kapal di Batam sebagai galangan kapal terbesar di Asia.

Emaar Properties PJSC
Emaar Properties menginvestasikan US$ 600 juta untuk mengembangkan kawasan wisata Lombok. Perseroan bekerja sama dengan Bali Tourism Development Corporation.

Pada investasi tersebut, Emaar akan membangun hotel dan resor, serta perumahan berskala internasional seluas 1.250 hektare (ha).

Mudah-mudahan informasi yang disajikan sejauh ini telah berlaku. Anda mungkin juga ingin mempertimbangkan berikut ini:

MoU ditandatangani pada 19 Maret 2008 di Dubai. Presiden telah menandatangani peraturan pemerintah (PP) sebagai upaya penyelesaian akhir investasi dengan Emaar.

Limitless Ltd
Limitless menjadi mitra strategis PT Bakrieland Development Tbk (ELTY). Investasi perusahaan mencapai US$ 1,7 miliar untuk membangun proyek Rasuna Epicentrum di Kuningan, Jakarta.

Meski demikian, pembangunan gedung tersebut mengalami perubahan jumlah lantai karena krisis situasi keuangan global beberapa waktu lalu.

Limitless adalah perusahaan real estat global yang dimiliki Dubai World.

RAK Minerals and Metals Investment (RMMI)
RMMI memiliki dua proyek di Tanah Air. Proyek pertama menghabiskan investasi hingga US$ 1,5 miliar untuk membangun Pelabuhan Tanjung Api-api.

Perusahaan bekerja sama dengan Pemda Provinsi Sumatera Selatan. Selain itu, RMMI membangun kawasan industri.

Proyek lainnya adalah kerja sama dengan Pemda Provinsi Kalimantan Timur pada pertambangan batu bara dan pembangunan proyek rel kereta api batu bara.

RMMI menginvestasikan US$ 600 juta dan bekerja sama dengan PT Kutai Timur Investama pada proyek tersebut. Penandatanganan MoU telah dilakukan pada 5th World Islamic Economic Forum 2009 di Jakarta pada 2 Maret 2009.

Star Petro Energy (ETA Star/ ETA Group)
ETA Star menginvestasikan US$ 1,7 miliar untuk membentuk perusahaan patungan dengan Pertamina dan Itochu Corp, Jepang. Perusahaan patungan akan mengembangkan kapasitas produksi pada kilang pengolahan (refinery) minyak bumi di Balikpapan.

Penandatanganan MoU dilakukan saat penyelenggaraan 5th World Islamic Economic Forum 2009 di Jakarta, 2 Maret 2009. 

Emirates Telecom (Etisalat)
Etisalat membeli 1,13 miliar lembar (16 persen) saham PT Excelcomindo Pratama Tbk (EXCL) pada Desember 2007. Pembelian saham tersebut menghabiskan investasi hingga US$ 438 juta.

arinto.wibowo@vivanews.com

¢ VIVAnews

Hari akan tiba ketika Anda dapat menggunakan sesuatu yang Anda baca di sini untuk memiliki dampak yang menguntungkan. Kemudian Anda akan senang Anda meluangkan waktu untuk mempelajari lebih lanjut tentang world.

No comments:

Post a Comment