Saturday, February 27, 2010

Karya Dunia Sineas Muda

Jika Anda sungguh-sungguh tertarik untuk mengetahui tentang news, Anda harus berpikir di luar dasar. Artikel ini membutuhkan informatif melihat lebih dekat hal yang perlu Anda ketahui tentang news.
INILAH.COM, Jakarta - Kemajuan teknologi perfilman India amat terasa, seperti pada film terbaru Idiots 3 dan My Name Is Khan. Menonton kedua film ini seperti melihat hasil produksi film Hollywood. Bedanya, ya pemainnya saja, yakni wajah-wajah India yang memang khas.

Perkembangan film India melesat pesat ketika, pemerintah India Astaga.com lifestyle on the net mengklasifikasikan Bollywood sebagai industri pada2001. Sebelumnya, dukungan pemerintah tidak ada, sehingga banyak dana untuk industri film berasal dari sumber-sumber tidak sah atau kriminal. Tidak heran, kalau perkembangan perfilmannya pun jalan di tempat.

Kini, Bollywood tak kalah dengan Hollywood. "Dari segi filmis, kini film India berkembang amat pesat. Misalnya gerakan kamera kini berani melakukan hal yang dramatis, sehingga, gambar-gambar tidak lagi membosankan," ungkap pemerhati film Afzan Hasibuan.

Banyaknya, anak-anak muda India yang sekolah di Amerika, dan kemudian bekerja untuk perusahaan Amerika membuat teknologi 'Amerika' pun masuk ke film-film India.

Teknologi beasiswa indonesia yang diperkaya oleh satelit, melahirkan gelombang global entertainment yang dipicu oleh televisi, internet, dan telekomunikasi. Tidak heran, kalau para sineas India pun kini bukanlah 'katak dalam tempurung'. Para sineas pun berilmu ke pusat-pusat perfilman dunia, seperti Amerika. Sehingga dari sisi teknis, film India sekarang banyak disebut karya-karya Hollywood, dan negara lain di informasi beasiswa luar negeri India yang sudah lebih maju industri filmnya.

Mereka, sineas India, juga melihat pasar film karya mereka, bukan hanya untuk masyarakat India saja, tetapi ada pasar yang lebih besar, yakni dunia. Keberhasilan Slumdog, yang memang banyak ditangani sineas asing, seperti sutradara Briton Danny Boyle dan Dev Patel dari Inggris, dan diproduksi Fox Picture, Inggris menjadi pemicu, sineas India lain untuk memproduksi film India untuk pasar dunia.

Sekarang kita telah membahas aspek-aspek dari news, mari kita berpaling pada beberapa faktor lain yang perlu dipertimbangkan.

Hollywood yang boleh dibilang penentu pasar film dunia lowongan kerja terbaru itu pun mulai melirik film-film India untuk didistribusikan ke seluruh dunia. Mereka merasa yakin, kalau film-film India kini, laku jual di berbagai negara dunia. Dan ternyata memang benar-benar laku. Film-film tersebut ditonton puluhan juta orang di berbagai belahan dunia.

Menurut Afzan, Hollywood mulai tertarik memasarkan film India, ketika Mira Nair sukses saat menyutradarai Mississippi Masala (1991), yang mengangkat tema jalanan dankekumuhan india. Disusul kemudian dengan Kama Sutra: A Tale of Love (1996), The Perez Family (1995), dan yang terbaru New York I Love You.

Sineas Hollywood pun ada yang membuat film dengan setting India, seperti Roland Joffe dengan film City of Joy (1992) dengan bintang Patrick Swayze dan Om Puri.

Hal itu terus berlanjut hingga sekarang. Seperti Slumdog, 3 Idiots, atau My Name is Khan. Tidak hanya laku keras di negaranya, tapi juga di negara lain, bahkan dunia. "Kita seharusnya belajar dari mereka," kata Afzan.

Karena, katanya, sineas Astaga.com lifestyle on the net punya potensi sama dengan rekan mereka dari India.

Yang untung lagi adalah, para selebritis indonesia India. Kini mereka tidak hanya dikenal di negaranya, tetapi juga di pasar global. Ini tentu membawa pengaruh kepada daya jual mereka. Kini nama-nama mereka setaraf dengan nama-nama selebritis indonesia Hollywood, bayarannya pun tentu melambung. Selain itu, juga bisa dipakai oleh para produser film internasional karena keterkenalan nama mereka sekarang.

Nah kapan Indonesia? [tamat/mor]

Hari akan tiba ketika Anda dapat menggunakan sesuatu yang Anda baca di sini untuk memiliki dampak yang menguntungkan. Kemudian Anda akan senang Anda meluangkan waktu untuk mempelajari lebih lanjut tentang news.

No comments:

Post a Comment