VIVAnews - Korban tewas akibat gempa Haiti bisa mencapai 200 ribu orang. Demikian dikatakan jenderal militer Amerika Serikat (AS) di Haiti, Letnan Jenderal Ken Keen yang memimpin tim bantuan AS, Senin 18 Januari 2010. "Korban tewas bisa mencapai 150 - 200 ribu orang," kata Jenderal Keen, seperti dikutip dari laman stasiun televisi BBC. "Ini adalah bencana besar dan kita punya pekerjaan besar di hadapan kita." Pengetahuan dapat memberikan keuntungan yang nyata. Untuk memastikan bahwa Anda sepenuhnya informasi tentang world, terus membaca.
Meski demikian, di tengah kondisi yang kacau balau, sejumlah korban bisa diselamatkan dari reruntuhan. Salah satunya adalah seorang anak berusia tujuh tahun yang diangkat dalam keadaan hidup dari puing-puing bangunan supermarket. Sedangkan di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang ambruk, tim berhasil menyelamatkan seorang anggota staf PBB dari reruntuhan, hanya 15 menit setelah Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon mengunjungi lokasi. Sedikitnya 70 ribu tubuh korban tewas telah dimakamkan massal. Banyak warga Haiti yang mencoba meninggalkan ibukota Port-au-Prince yang lumpuh akibat gempa 7 Skala Richter pada Selasa lalu. Penjarahan dan tindak kekerasan lain juga merajalela karena minimnya bantuan. hadi.suprapto@vivanews.com
¢ VIVAnews
Meski demikian, di tengah kondisi yang kacau balau, sejumlah korban bisa diselamatkan dari reruntuhan. Salah satunya adalah seorang anak berusia tujuh tahun yang diangkat dalam keadaan hidup dari puing-puing bangunan supermarket. Sedangkan di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang ambruk, tim berhasil menyelamatkan seorang anggota staf PBB dari reruntuhan, hanya 15 menit setelah Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon mengunjungi lokasi. Sedikitnya 70 ribu tubuh korban tewas telah dimakamkan massal. Banyak warga Haiti yang mencoba meninggalkan ibukota Port-au-Prince yang lumpuh akibat gempa 7 Skala Richter pada Selasa lalu. Penjarahan dan tindak kekerasan lain juga merajalela karena minimnya bantuan. hadi.suprapto@vivanews.com
¢ VIVAnews
No comments:
Post a Comment