Jember ( Berita ) : Sesepuh NU asal Jember, Jawa Timur, KH Muchid Muzadi mengharapkan calon Ketua Umum PBNU yang akan datang memiliki loyalitas yang tinggi kepada nahdliyin (warga NU). Peserta Muktamar ke-32 NU di Makassar nanti, harus memilih calon Ketua Umum PBNU yang memiliki kemampuan kepemimpinan yang bagus, loyalitas dan komitmen yang tinggi untuk nahdliyin, katanya di Jember, Sabtu [30/01]. Menurut Mustasyar (penasihat) PBNU ini, Ketua Umum PBNU harus mumpuni dalam persoalan agama, karena NU adalah organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam terbesar di Indonesia, sehingga NU harus fokus sebagai jamiyah diniah (organisasi keagamaan). NU tidak boleh terlibat terlalu banyak dalam persoalan politik, NU harus mengutamakan kepentingan masyarakat, khususnya persoalan agama Islam, ucapnya menegaskan. Informasi tentang berita disajikan di sini akan melakukan salah satu dari dua hal: baik itu akan memperkuat apa yang anda ketahui tentang berita atau akan mengajari Anda sesuatu yang baru. Keduanya hasil yang baik.
Selain itu, katanya, pemimpin NU harus memahami persoalan agama sesuai dengan tradisi nahdliyin yang menganut Ahlussunah wal Jamaah, bukan pemahaman yang aneh dan tidak sesuai dengan tradisi NU. Saat ini, banyak warga NU yang menyampaikan wacana Islam Liberal, namun hal itu tidak sesuai dengan tradisi nahdliyin, kata kakak kandung Ketua Umum PBNU saat ini, KH Hasyim Muzadi. Ia menjelaskan, pemimpin NU harus memiliki wawasan luas dan bisa memperbaiki NU lebih baik ke depan. Saya berharap, siapa pun yang terpilih sebagai Ketua Umum PBNU bisa mengemban amanat dengan baik dan tetap di jalur Khittah 1926 NU, tuturnya berharap. Kandidat Ketua Umum PBNU yang mengemuka menjelang Muktamar ke-32 NU adalah Prof Said Agil Siradj, Ir H Solahudin Wahid (Gus Solah), Masdar F Mas`udi, Achmad Bagdja, Ulil Absar Abdalla, Slamet Effendy Yusuf, dan Ali Maschan Moesa. ( ant )
Selain itu, katanya, pemimpin NU harus memahami persoalan agama sesuai dengan tradisi nahdliyin yang menganut Ahlussunah wal Jamaah, bukan pemahaman yang aneh dan tidak sesuai dengan tradisi NU. Saat ini, banyak warga NU yang menyampaikan wacana Islam Liberal, namun hal itu tidak sesuai dengan tradisi nahdliyin, kata kakak kandung Ketua Umum PBNU saat ini, KH Hasyim Muzadi. Ia menjelaskan, pemimpin NU harus memiliki wawasan luas dan bisa memperbaiki NU lebih baik ke depan. Saya berharap, siapa pun yang terpilih sebagai Ketua Umum PBNU bisa mengemban amanat dengan baik dan tetap di jalur Khittah 1926 NU, tuturnya berharap. Kandidat Ketua Umum PBNU yang mengemuka menjelang Muktamar ke-32 NU adalah Prof Said Agil Siradj, Ir H Solahudin Wahid (Gus Solah), Masdar F Mas`udi, Achmad Bagdja, Ulil Absar Abdalla, Slamet Effendy Yusuf, dan Ali Maschan Moesa. ( ant )
No comments:
Post a Comment