Kadang-kadang aspek yang paling penting dari suatu subjek tidak segera jelas. Jauhkan membaca untuk mendapatkan gambaran yang lengkap.
Jakarta ( Berita ) : Bank Dunia memberikan perlindungan maksimal kepada buruh migran perempuan Indonesia yang rentan terhadap tindak kekerasan, kata Direktur Perlindungan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, Lisna Poeloengan. Buruh migran perempuan sangat rentan terhadap kekerasan fisik, pelecehan seksual serta kasus lainnya, untuk itu dibutuhkan perlindungan bagi mereka, kata Lisna Poeloengan saat berbicara dalam diskusi mengenai permasalahan buruh migran, di Jakarta, Kamis [27/05]. Menurut data Perlindungan Migran (Migran Care), ungkap Lisna, pada tahun 2007 lalu jumlah kasus yang menimpa buruh migran perempuan mencapai 55 persen dari seluruh kasus yang dilaporkan. Dikatakan Lisna, program pemberdayaan buruh migran dikelola oleh Yayasan Tifa bersama Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dengan dukungan dana sebesar 1,56 juta dolar AS dari Dana Pembangunan Sosial Jepang (JSDF). Sepertinya informasi baru ditemukan tentang sesuatu setiap hari. Topik dan kata kunci% dari% tidak terkecuali. Jauhkan membaca lebih segar untuk mendapatkan berita tentang berita.
Program ini lahir karena belum adanya perlindungan yang memadai untuk buruh migran yang diberangkatkan ke luar negeri baik sebelum penempatan, saat penempatan, maupun pada saat mereka kembali ke Indonesia, kata Lisna. Ia menambahkan, program pemberdayaan buruh migran perempuan dan keluarganya di daerah asal memiliki beberapa tujuan. Tujuannya adalah, memastikan perekrutan buruh migran melalui jalur resmi, meningkatkan akses buruh terhadap layanan finansial dan meningkatkan mekanisme pendukung migrasi yang aman, katanya. Senada dengan itu, Spesialis Pembangunan Sosial Bank Dunia, Matthew Zurstrassen, mengatakan buruh migran perempuan kerap menjadi korban dari tindakan kekerasan. Kasus yang menimpa buruh migran perempuan bersifat khas karena status dan peran jendernya, seperti diskriminasi, perdagangan perempuan, pelecehan seksual, kekerasan fisik dan sebagainya, kata Matthew. Oleh karena itu, ungkap dia, pihaknya sangat mendukung upaya dari BNP2TKI dalam meningkatkan perlindungan terhadap buruh migran. ( ant )