VIVAnews " Pemerintah Thailand akan terus melakukan operasi militer untuk membubarkan demonstrasi Kaus Merah meski kelompok anti-pemerintah tersebut menawarkan perundingan damai dengan mediator Perserikatan Bangsa-Bangsa, Minggu 16 Mei 2010. Sebagian besar informasi ini datang langsung dari kata kunci%% pro. Hati-hati membaca sampai akhir benar-benar menjamin bahwa Anda akan tahu apa yang mereka ketahui.
Juru bicara pemerintah Thailand Panitan Wattanayagorn mengatakan, tidak ada alasan bagi pihak militer untuk mundur karena otoritas tidak menggunakan senjata untuk melukai warga sipil. Pemerintah mengaku hanya menyasar teroris-teroris bersenjata yang ada di antara demonstran Kaus Merah. Menurut Panitan, kelompok yang menggunakan senjata dan mengancam aparat keamanan harus segera menghentikan aksi mereka. Sebelumnya, para pemimpin Kaus Merah mengatakan akan bernegosiasi dengan pemerintah Thailand bila militer menghentikan operasi penumpasan. Sedikitnya 25 orang tewas dalam bentrok antara demonstran dan militer sejak Kamis lalu. Kaus Merah menduduki wilayah sekitar tiga kilometer persegi yang dibentengi dengan ban-ban kendaraan dan bambu runcing di salah satu wilayah sibuk di Bangkok, Rajprasong, sejak pertengahan Maret lalu. Mereka menuntu Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva untuk mundur, pembubaran parlemen, dan penyelenggaraan pemilu. (Associated Press) (hs) ¢ VIVAnews
Juru bicara pemerintah Thailand Panitan Wattanayagorn mengatakan, tidak ada alasan bagi pihak militer untuk mundur karena otoritas tidak menggunakan senjata untuk melukai warga sipil. Pemerintah mengaku hanya menyasar teroris-teroris bersenjata yang ada di antara demonstran Kaus Merah. Menurut Panitan, kelompok yang menggunakan senjata dan mengancam aparat keamanan harus segera menghentikan aksi mereka. Sebelumnya, para pemimpin Kaus Merah mengatakan akan bernegosiasi dengan pemerintah Thailand bila militer menghentikan operasi penumpasan. Sedikitnya 25 orang tewas dalam bentrok antara demonstran dan militer sejak Kamis lalu. Kaus Merah menduduki wilayah sekitar tiga kilometer persegi yang dibentengi dengan ban-ban kendaraan dan bambu runcing di salah satu wilayah sibuk di Bangkok, Rajprasong, sejak pertengahan Maret lalu. Mereka menuntu Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva untuk mundur, pembubaran parlemen, dan penyelenggaraan pemilu. (Associated Press) (hs) ¢ VIVAnews
No comments:
Post a Comment