Wednesday, May 19, 2010

DPR Dukung Kerja Sama Pemberantasan Terorisme RI-Singapura

Artikel berikut daftar beberapa sederhana, informatif tips yang akan membantu Anda memiliki pengalaman yang lebih baik dengan berita.
Jakarta ( Berita ) :  Anggota Fraksi Partai Golkar di DPR RI, Fayakhun Andriadi mendukung kesepakatan pembentukan enam kelompok kerja serta kerja sama pemberantasan terorisme antara Indonesia dengan Singapura. Ia mengatakan itu melalui hubungan telepon internasional, Rabu [19/05] , di sela-sela mengikuti kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Singapura dan Malaysia, sejak awal pekan ini.

œSaya sangat mendukung pembentukan enam ˜working group itu, ditambah satu ˜working group (kelompok kerja) untuk pemberantasan terorisme bersama di kawasan, ujarnya.

Pembentukan enam kelompok kerja tersebut, menurut dia, merupakan kerja sama bilateral yang positif dan menguntungkan kedua belah pihak serta lebih bersifat kerja sama di bidang ekonomi dan pariwisata. Fayakhun Andriadi juga mengapresiasi cara berunding yang kini berbeda dengan sebelumnya. œYaitu, secara ˜retreat, sehingga suasana menjadi ˜cair dan hangat, katanya.

Ia berpendapat, Singapura sebagai œstrong partner untuk Indonesia, harus bisa optimalkan untuk pemberdayaan kerja sama yang menguntungkan pada bidang-bidang tertentu bagi Indonesia. œTentu kita mainkan secara baik, dengan mengedepankan prinsip-prinsip hubungan saling menguntungkan secara adil, ujar Fayakhun Andriadi.

RI Harus Waspadai Garis Batas Dengan Singapura

Sementara Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Paskalis Kossay menyambut positif kesepakatan pembentukan enam kelompok kerja Indonesia-Singapura, tetapi mengingatkan pemerintah Indonesia agar mewaspadai batas kedua negara.

Saya percaya bahwa apa yang telah Anda baca sejauh ini informatif. Bagian berikut ini harus pergi jauh ke arah membereskan segala ketidakpastian yang mungkin tetap.

œKami mendukung pembentukan kelompok kerja itu. Diharapkan melalui kelompok kerja itu dapat dibahas bagi kepentingan kedua negara, katanya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

Namun, yang penting adalah bagaimana mengimplementasikan perjanjian garis batas kedua negara.

Paskalis Kossay berharap, perjanjian garis batas kedua negara yang akan ditetapkan dalam waktu dekat, tidak merugikan kepentingan Indonesia, baik di bidang politik, ekonomi, kepariwisataan, pertahanan dan keamanan serta kultural. Ia menunjuk salah satu contoh kasus yang bisa berpotensi merugikan Indonesia, yaitu perjanjian bidang transportasi udara.

Menurut Paskalis Kossay, Singapura yang tidak memiliki wilayah udara signifikan, tetapi menerima keuntungan lebih besar dari Indonesia. œMasalah ini pun harus mendapat perhatian serius dalam rangka kesepakatan kerja sama antardua negara. Kita janganlah terus kalah dari mereka, katanya. Kerja sama bidang transportasi udara merupakan salah satu yang disepakati.

Lima paket kerja sama lainnya, yaitu mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus Batam-Bintan-Karimun (KEK BBK), kerja sama peningkatan investasi, kerja sama bidang pariwisata, kerja sama bidang tenaga kerja, khususnya pekerja ahli dan kerja sama bidang agrobisnis.

Ini merupakan tindak lanjut hasil pertemuan Presiden SBY dengan PM Lee Hsien Long dalam kunjungan kenegaraan sehari di Singapura, awal pekan ini.  ( ant )

Nah, itu tidak sulit sama sekali, bukan? Dan kau telah memperoleh kekayaan pengetahuan, hanya dari mengambil beberapa waktu untuk mempelajari kata-kata seorang pakar pada berita.

No comments:

Post a Comment