Tuesday, May 4, 2010

Wapres: Jangan Lupakan Sejarah

Artikel berikut menyajikan informasi paling terakhir pada berita. Jika Anda memiliki minat khusus dalam berita, maka artikel informatif ini diperlukan membaca.
Blitar ( Berita ) :  Wakil Presiden Boediono mengharapkan agar generasi muda tidak melupakan sejarah sebagai cara untuk terus mencintai Tanah Air dan membangun karakter bangsa.

œAnak-anak jangan lupa untuk mengerti sejarah Bangsa Indonesia. Itu minimal, kata Wapres Boediono saat bertatap muka dengan siswa SMP, MTs, SMA, MA Blitar Raya di Blitar, Jawa Timur, Selasa [04/05]. Hadir dalam acara itu, Ibu Herawati Boediono, Mendiknas M Nuh, Menbudpar Jero Wacik, serta Gubernur Jatim Soekarwo.

Menurut Wapres, dengan cara mencintai sejarah maka generasi muda akan selalu ingat Tanah Air dan itu yang selalu dilakukan di negara lain.Kalau aak-anak di Amerika Serikat maka mereka bangga dengan sejarahnya. Anak-anak ndonesia juga harus seperti mereka dan bisa bangga dengan sejarah kita sendiri, kata Wapres.

Boediono mengatakan, di era seperti sekarang ini masyarakat sering lupa bahwa kita semua adalah satu bangsa dan seringkali lupa bahwa bangsa Indonesia sebenarnya bisa melangkah menjadi bangsa maju. œHal ini mungkin akan terjadi lebih buruk kalau kita tidak sadar, kata Wapres.

Wapres juga mepertanyakan mengapa ada pelajar yang masih suka tawuran, karena hal itu hanya akan menghabiskan energi dengan sis-sia. Energi yang dikeluarkan, kata Wapres, seharusnya tida untuk itu tapi sebaiknya untuk memajukan bangsa bersama-sama, kata Wapres.

Pentingnya anak-anak mengetaui sejarah Tanah Air mengingat mereka adalah penerus bangsa untuk menjadi pemimpin bangsa dan negara. œAnak-anak adalah estafet masa depan karena di tangan mereka kelangsungan bangsa dan negara terus berlanjut, kata Wapres. Hal lain yang perlu dimiliki generasi muda adalah karakter yang mantap.

œJangan sampai generasi muda pandai tapi tidak memiliki karakter yang baik, kata Boediono.

Dengan memiliki karakter yang baik, ungkap Wapres, maka bisa membedakan mana yang baik dan buruk serta bisa mebedakan mana untuk kepentingan pribadi dan mana untuk kepentingan bangsa serta negara.

Benar-benar ide yang baik untuk menggali lebih dalam subjek dari berita. Apa yang Anda pelajari dapat memberikan rasa percaya diri yang Anda butuhkan untuk usaha ke daerah baru.

Candi Penataran Masih Penuh Misteri

Wakil Presiden Boediono menilai Candi Penataran di Blitar, Jawa Timur, masih menyimpan misteri karena masih banyak hal yang belum terungkap dari keberadaan candi itu.

œCandi ini nampak masih misteri karena belum banyak terungkap . Ini yang justru menjadikan daya tarik sendiri bagi budayawan dan wisatawan, kata Wapres Boediono, di Blitar, Jatim, Selasa.

Hal tersebut diungkapkan saat Wapres mencanangkan kawasan Candi Panataran Sebagai Landmark Wisata Budaya Kabupaten Blitar. Hadir dalam acara itu ibu Herawati Boediono, Menbudpar Jero Wacik, Mendiknas  Nuh, serta Gubernur Jatim Soekarwo. Menurut Wapres, dirinya sagat mengharapkan para budayawan untuk bisa mengungkap keberadaan candi tersebut.

œDengan bisa memecahkan misteri itu,  kita akan tahu darimana asal bangsa Indonesia dan siapa kita.  Selain itu juga bisa mengetahui apa yang dilakukan sebagai bangsa Nusantara, kata Boediono.

Wapres mengatakan, Candi Penataran ini akan bisa menjadi destinasi wisatawan ke Blitar sehingga pada akhirnya bisa mmensejahterakan rakyat.

œTurisme dan pertumbuhan ekonomi memang bisa saling mendukung yang akan memberikan kesejahteraan rakyat setempat, kata Boediono.

Boediono mengaku dirinya sudah puluhan tahun tidak mengunjungi candi ini dan mendukung Candi Penataran  sebagai cagar budaya.

œSebagai warga asli Blitar , saya sambut baik pencanangan candi ini sebagai cagar budaya, katanya. Peresmian candi ditandai oleh Wapres Boediono dengan memukul kendang dan setelah itu berkesempatan meninjau candi di bawah terik matahari. ( ant )

Nah, itu tidak sulit sama sekali, bukan? Dan kau telah memperoleh kekayaan pengetahuan, hanya dari mengambil beberapa waktu untuk mempelajari kata-kata seorang pakar pada berita.

No comments:

Post a Comment