Friday, May 28, 2010

7 Kepala Pemerintahan Hadiri Konferensi Iklim Oslo

Apakah Anda mencari beberapa informasi dalam pada berita? Berikut adalah up-to-date laporan dari berita ahli yang seharusnya tahu.
Oslo ( Berita ) :  Tujuh kepala pemerintahan, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menghadiri Konferensi Iklim dan Kehutanan 2010 yang berlangsung di Oslo, Norwegia, Kamis [27/05].

Ketujuh kepala pemerintahan itu, menurut Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Retno LP Marsudi, adalah Presiden Yudhoyono, Presiden Republik Kongo Denis Sassou Nguesso, Presiden Republik Gabon Ali Bongo Ondimba, Perdana Menteri Denmark Lars Lokke Rasmussen, Perdana Menteri Kenya Raila Odinga, Perdana Menteri Papua Nugini Michael T Somare dan Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg.

Presiden Yudhoyono dan Perdana Menteri Stoltenberg dijadwalkan memberikan pidato kunci yang menandai pembukaan konferensi satu hari tersebut pada pukul 09.00 waktu setempat atau 14.00 WIB di Saga Hall Holmenkollen Park Hotel Rica.

Sedangkan lima kepala pemerintah yang lain secara bergantian akan memberikan pernyataan resmi negara masing-masing terkait isu perubahan iklim dan kehutanan. Selain para kepala pemerintahan itu Prince of Wales Pangeran Charles juga dijadwalkan memberikan pernyataan.

Konferensi Iklim dan Kehutanan yang merupakan tindak lanjut dari konferensi serupa di Paris awal 2010 itu akan mengambil tema œKemitraan Global Iklim dan Kehutanan: Di Masa Depan.

Menurut Presiden Yudhoyono, konferensi yang dijadwalkan dihadiri oleh perwakilan lebih dari 50 negara itu akan membahas upaya mengatasi perubahan iklim melalui sektor kehutanan,

œSaya bersama tuan rumah PM Stotenberg akan menjadi co-chair dalam pertemuan multilateral itu dan utamanya kami menggagas yang disebut dengan interrim redplus partnership arrangement, kata Presiden.

Konferensi tersebut bertujuan memfasilitasi kemitraan sukarela antara negara maju dan negara berkembang yang memiliki hutan tropis untuk pelaksanaan mekanisme pengurangan emisi dari penggundulan dan perusakan hutan di negara berkembang (REDD+).

Pertemuan di Oslo tersebut diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan rinci mengenai mekanisme REDD+ yang bisa segera diterapkan.

Menurut Kepala Negara, mekanisme itu merupakan terobosan antara negara maju dan negara berkembang untuk bekerjasama di bidang kehutanan dan perubahan iklim sebelum nantinya UNFCCC menghasilkan sesuatu yang lebih kongkret.

Hal itu merupakan kelanjutan dari COP 15 yang dilaksanakan di Kopenhagen, Denmark, penghujung 2009, dimana salah satu dokumen yang diakui ada 1 pasal tentang pengelolaan hutan.

œPasal itu disamping mewajibkan negara-negara yang memiliki hutan hujan tropis untuk melakukan pengelolaan, juga secara eksplisit dikatakan ada insentif yang diberikan kepada negara-negara yang melakukan pengelolaan hutan lestari itu, kata Yudhoyono.

Dalam konferensi itu juga akan ditayangkan pesan video dari Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.

Di hari yang sama Kepala Negara dijadwalkan untuk melakukan pertemuan dengan  direktur eksekutif UNEP "badan PBB urusan lingkungan hidup" Archim Steiner dan UNDP "badan PBB urusan program pembangunan" Helen Clark.

Benar-benar ide yang baik untuk menggali lebih dalam subjek dari berita. Apa yang Anda pelajari dapat memberikan rasa percaya diri yang Anda butuhkan untuk usaha ke daerah baru.

Presiden melakukan kunjungan kerja ke Norwegia pada 26-28 Mei 2010.

Dalam rombongan terdapat antara lain Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Menteri Negara Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, dan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng.   Hadir juga tiga kepala daerah, yaitu Gubernur Kalimantan Timur Awang Faruk, Gubernur Papua Barnabas Suebu, serta Gubernur Riau Rusli Zainal.

Presiden " Pangeran Charles Dijadwalkan Bahas Konservasi Alam

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan melakukan pertemuan dengan œPrince of Wales atau yang lebih dikenal sebagai Pangeran Charles dari Kerajaan Inggris.

Menurut Juru Bicara Kepresidenan Julian A Pasha, di Oslo, Norwegia, Kamis [27/05] , pertemuan itu akan dilakukan di sela-sela Konferesi Iklim dan Kehutanan Oslo 2010 yang bertempat di Holmenkollen Park Hotel Rica.

œMasih seputar masalah lingkungan, kata Julian ketika ditanya agenda pertemuan itu. Ia menambahkan bahwa pertemuan itu dilakukan atas permintaan dari Pangeran Charles.

Pertemuan dengan putra mahkota Inggris itu akan dilakukan oleh Presiden selama lebih kurang 25 menit sebelum Presiden Yudhoyono menerima Direktur Eksekutif UNEP "Badan PBB urusan Lingkungan" Archim Steiner dan UNDP "Badan PBB urusan Program Pembangunan" Helen Clark.

Aktif

Pangeran Charles beberapa waktu terakhir terlibat dalam berbagai aktivitas penyelamatan lingkungan. Ia sempat menyinggung tentang pentingnya pelestarian alam termasuk menjaga keberadaan dan luas hutan tropis serta mengajak semua pihak untuk terlibat aktif saat memberikan œkuliah kepresidenan di Istana Negara di sela-sela lawatannya ke Indonesis pada November 2008.

Mantan suami dari mendiang Lady Diana itu bahkan menegaskan bahwa pengelolaan alam diamanatkan oleh seluruh agama. Dalam lawatannya ke Indonesia, ia juga berkunjung ke Jambi dan memberikan bantuan untuk program konservasi hutan.

Ide penggalangan dana dari Pangeran Charles tersebut sangat mendukung œProtokol Kyoto dan menunjukkan negara-negara maju sudah memiliki keinginan untuk membantu negara-negara berkembang dalam upaya mengatasi perubahan iklim.

Ia juga memanfaatkan momentum berkumpulnya para pemimpin negara kelompok G20 di London, April 2009 untuk melontarkan ide penggalangan dana demi keselamatan hutan dunia.

Pangeran Charles mengundang kepala negara dan pemerintahan kelompok G20 menghadiri pertemuan selama 40 menit di Clarence House, London.

Salah satu agenda yang diusung Inggris sebagai tuan rumah pertemuan G20 2009 adalah mewujudkan pembangunan yang beremisi karbon rendah sebagai satu paket dari agenda jangka panjang pembangunan kembali perekonomian dunia. (ant )

Jangan membatasi diri Anda sendiri dengan menolak untuk mempelajari rincian tentang berita. Semakin banyak Anda tahu, akan lebih mudah untuk berfokus pada apa yang penting.

No comments:

Post a Comment