Sunday, May 30, 2010

Todung Mulya Cari Perempuan Pimpin KPK

Ketika Anda belajar mengenai sesuatu yang baru, mudah untuk merasa kewalahan oleh jumlah semata-mata informasi yang relevan yang tersedia. Artikel informatif ini akan membantu Anda berfokus pada titik pusat.
Bagaimana Anda bisa meletakkan batas belajar lebih banyak? Bagian berikutnya mungkin berisi bahwa salah satu sedikit hikmat yang mengubah segalanya.

JAKARTA--MI: Gerak gerilya tiap anggota panitia seleksi calon pengganti pimpinan KPK (pansel KPK) memang berbeda-beda. Todung Mulya Lubis, salah satunya, justru tertarik mengusahakan mencari sosok perempuan untuk memimpin KPK.

Todung mengaku penasaran karena belum pernah munculnya calon perempuan dalam penjaringan calon pimpinan KPK selama ini. Diakuinya, ternyata tak mudah menemukan figur ideal pimpinan KPK.

"Saya sudah mulai mengajak beberapa orang, Saya agak prihatin juga selama ini sosok perempuan belum juga muncul di bursa calon pimpinan KPK. Tinggal mencarinya ternyata sulit juga. Kita lihat nantilah," ungkapnya saat dihubungi Media Indonesia, Mingu (30/5).

Diakui Todung, keinginan kuat itu telah tertanam sejak lama. Todung yakin pasti ada sosok perempuan yang memiliki figur pimpinan KPK yang berkualitas. "Sudah sejak lama sebenarnya Saya mendambakan adanya sosok perempuan yang duduk menjadi komisioner KPK," sahutnya.

Meskipun demikian, pengacara senior tersebut tak memungkiri duduknya perempuan dalam pimpinan mungkin saja menuai pro dan kontra. "Belum tentu juga diterima. Tapi kalau ada yang gigih ulet, kenapa tidak? Menurut saya, zaman sekarang sudah terbuka. Asalkan memenuhi deskripsi figur pimpinan KPK," tantangnya.

Deskripsi figur tersebut, lanjut Todung, yakni berani mati dalam membela kebenaran dan memiliki interhritas yang tak tergoyahkan. Todung juga mensyaratkan calon pimpinan KPK haruslah memiliki pengalaman hukum yang kaya. Atau setidaknya minimal ahli di bidangnya selama 15 tahun sehingga mampu memahami tindak pidana korupsi yang dihadapinya. Terakhir pimpinan KPK mutlak memiliki kepemimpinan.

"Ini syarat ideal untuk semua calon yang kami cari. Tapi Kami berkomitmen kalaupun ternyata tak ada, ya tak bisa kami paksakan," sahutnya.

Diakuinya, dalam penjaringan informal gaya anggota pansel KPK ini, ia banyak menggunakan cara-cara implisit, tak benar-benar mengajak. "Semua dilakukan secara informal saja, tidak dengan cara-cara bahwa ia harus menjadi pimpinan KPK, mirip talents hunting," pungkasnya. (*/OL-04)

Itulah keadaan berdiri sekarang. Perlu diketahui bahwa setiap subjek dapat berubah sepanjang waktu, jadi pastikan Anda mengikuti berita terbaru.

No comments:

Post a Comment