Saturday, November 28, 2009

Aliran Sesat Dan Islam Liberal Kikis Akidah

Apakah Anda ingin mencari tahu apa yang mereka-in-the-tahu telah mengatakan tentang berita? Informasi dalam artikel di bawah ini berasal langsung dari informasi baik pakar-pakar dengan pengetahuan khusus tentang berita.
Jakarta ( Berita ) :  Ulama mengkhawatirkan munculnya berbagai aliran sesat serta pemahaman Islam liberal dapat mengikis akidah dan keimanan umat Islam sedikit demi sedikit.

œAliran sesat dan pemahaman Islam liberal itu bisa dalam bentuk pengikisan sedikit demi sedikit atau dengan cara frontal berhadapan dengan umat Islam, kata Bendahara Yayasan Pesantren Islam

(YPI) Al Azhar, dr H Soewarsono Sarjadi ketika menyampaikan khutbah Idul Adha 1430 Hijriah di Lapangan Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat [27/11] pagi.

Menurut Soewarsono yang menyampaikan khutbah bertema œMembangun Akhlak Bangsa, aliran sesat sudah ada sejak zaman Rasulullah dengan mengaku-ngaku sebagai nabi (palsu) melalui kemasan syariat baru atau yang diperbarui. Ia mengkritik pemerintah yang tidak melarang Ahmadiyah di Indonesia karena Ahmadiyah dinilai sebagai aliran sesat yang mengaku Islam tetapi memiliki Nabi Mirza Ghulam Ahmad dan kitab suci Tadzkirah.

œDengan berbagai dalih, kita menyesalkan karena pencemar Islam itu tidak dilarang di Indonesia sampai sekarang, ujarnya. Soewarsono juga menyoroti munculnya pemahaman Islam liberal yang konon banyak dinakhodai oleh ilmuwan dan akademisi dengan latar belakang pendidikan lembaga ternama.

Jika Anda tidak memiliki rincian yang akurat mengenai berita, maka Anda mungkin bisa membuat pilihan yang buruk pada subjek. Jangan biarkan hal itu terjadi: terus membaca.

Menurut dia, Islam liberal pada dasarnya berazaskan pemahaman sekularisme yang merangkak masuk dengan metodologi modern yang memberi kesan ilmiah, humanis, kesetaraan, kesejahteraan, serta pembentukan masyarakat baru yang damai.

Dasar pemahaman Islam liberal, lanjutnya, adalah agama itu sama saja dan desakralisasi terhadap kitab suci Al Quran. œDesakralisasi Al Quran terlihat dengan cara membuat tafsir menurut logikanya sendiri dan semaunya sendiri. Meski alasannya œmembumikan Al Quran namun yang terjadi adalah perusakan Al Quran yang dikemas apik, menggiurkan dan sistematis, katanya.

Pada bagian lain khutbahnya, Soewarsono juga menyinggung soal kepemimpinan bangsa, kecintaan terhadap dunia, jihad, serta masalah kemiskinan, kesehatan, dan pendidikan umat Islam.

Bertindak selaku Imam pada Shalat Idul Adha yang dimulai tepat pukul 07.00 WIB itu adalah Ust. Achmad Khotib, yang merupakan Imam Shalat Rawatib Masjid Agung Al Azhar. Ribuan muslim dan muslimah dari berbagai tempat di Jakarta terlihat memenuhi lapangan yang menjadi tempat penyelenggaraan Shalat Idul Adha.

Bahkan, sebagian jemaah yang datang belakangan, harus mengambil tempat di halaman samping Masjid Al Azhar. Sejumlah tokoh seperti Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Soetrisno Bachir terlihat ikut dalam Shalat Idul Adha di tempat tersebut.

Hingga Jumat dinihari, Panitia Idul Adha 1430 H Masjid Agung Al Azhar telah menerima hewan Qurban sebanyak 33 ekor sapi dan 798 ekor kambing, yang diperoleh dari unit-unit pendidikan dan Lembaga Amil Zakat Al Azhar.

Pemotongan hewan Qurban itu akan dilaksanakan pada Sabtu (28/11) di Lapangan Masjid Agung Al Azhar.  Usai Shalat Idul Adha, ratusan warga kurang mampu tampak sedang  antri untuk mendapatkan kupon pembagian daging hewan Qurban. ( ant )

Sekarang Anda bisa menjadi ahli percaya diri pada berita. OK, mungkin bukan seorang ahli. Tapi Anda harus memiliki sesuatu untuk membawa ke meja lain kali Anda bergabung dengan diskusi pada berita.

No comments:

Post a Comment