Friday, November 27, 2009

Mimpi Sang Pemimpi Ikuti Sukses Laskar Pelangi

Artikel berikut mencakup informasi terkait yang mungkin menyebabkan Anda untuk mempertimbangkan kembali apa yang Anda pikir Anda mengerti. Yang paling penting adalah untuk belajar dengan pikiran yang terbuka dan bersedia untuk merevisi pemahaman Anda jika perlu.
INILAH.COM, Jakarta - Sang Pemimpi bermimpi raih kesuksesan seperti Laskar Pelangi. Modalnya, kolaborasi sutradara, penulis, musisi, bintang, dan tim produksi terbaik negeri ini.

"Saya yang pasti senang kembali lagi ke tempat yang begitu istimewa. Belitung itu luar biasa. Sungguh menarik sekali bisa menghidupkan kembali naskah yang dibuat Andrea Hirata. Kata Haji Rhoma Irama, masa remaja itu masa yang berapi-api. Saya merasa Laskar Pelangi itu kisah yang kita semua ada hidup di dalamnya," jelas Sutradara Sang Pemimpi Riri Reza di Hard Rock Cafe, EX Plasa, Thamrin, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Riri memang sangat menikmati pekerjaannya. Ia sangat tertarik menggarap film yang ia anggapnya menarik. "Ini sangat menarik. Ini penuh warna juga karena di dalamnya ada anak-anak penuh bakat. Didukung Mathias Muchus, Rieke Diah Pitaloka dan lainnya. Tiga pemeran utamanya baru pertama kali main film," tuturnya.

Apa yang dikatakan Riri disetujui sang penulis, Andrea Hirata. Mengaku sudah menonton filmnya tiga hari yang lalu, ia berani menjamin pembaca novel tidak akan kecewa. "Saya berani bilang, bagi saya pribadi ini tiga kali lebih bagus dari Laskar Pelangi. Ada sebuah film yang saya heran bisa mencekam sekali mulai bagian tengah sampai belakang, bisa menangis selama 30 menit tidak henti-henti dan itu dibuat sangat berbeda," tuturnya.

Riri dan Andrea memang bersinergi membuat cerita yang kuat dengan dukungan produser Mira Lesmana. Pasalnya, mereka tak ingin mengecewakan penonton yang sudah telanjur cinta dengan film sebelumnya, dan novelnya. "Kita semangat itu. Kita sebisa mungkin memuaskan penonton dengan ceirat yang kuat dan berkualitas. Sejauh ini kita yakin bisa," kata Andrea mewakili dua rekan bisnisnya.

Tak hanya kuat dicerita, Sang Pemimpi juga menjual keindahan original soundtrack-nya. Ingin melengkapi kesempurnaan, Andrea bahkan ikut terlibat dengan menyumbangkan satu lirik lagu. "Saya membuat lagu judulnya Cinta Gila. Insya Allah akan dibawakan oleh Ungu,"

Mira memang sangat bersungguh-sungguh. Totalitas film juga didukungnya dengan original soundtrack. Mira mengatakan, "Seperti biasa untuk album soundtrack kita sebut song inspire Sang Pemimpi. Awalnya tidak mudah, karena saya terima banyak demo, termasuk dari teman-teman Andrea dari Bogor dan Belitung. Last minute tidak menemukan sampai akhirnya ketemu Gigi dan berjodoh. Ternyata Armand Maulana sudah baca bukunya dan ketika dengarkan demo Gigi, saya sudah rasakan aura Sang Pemimpi dalam lagu itu," katanya

Jika Anda menemukan diri Anda bingung dengan apa yang Anda telah membaca hingga saat ini, jangan putus asa. Semuanya harus jelas pada saat Anda selesai.

Riri pun menambahkan, "Menurut saya film dan soundtrack nggak bisa dipisahkan lagi. Saya membuat film, danmusik bagian sangat penting didalamnya untuk menghidupkan suasana.

Pencapaian ini menjadi patut disyukuri. Pasalnya, semua seniman terbaik di negeri ini berkolaborasi. Andrea bilang, "Seniman terbaik di negeri ini kumpul. Ada the best director, the best producer, the best musician, dan pendukung film terbaik.

Mimpi ini mudah-mudahan akan jadi kontribusi karya seni terbaik untuk negeri ini."

Apa yang diharapkan Andrea ternyata didukung musisi pendukung, semisal Armand Maulana. Mengaku terinspirasi setelah membaca novelnya, Armand dan Gigi merasa mendapatkan semangat Sang Pemimpi di lagunya Sang Pemimpi.

"Lirik gue yang bikin, karena gue baca novelnya jadi gue menggambarkan cerita dari novel tersebut. Mira sangat mendukungnya," kata Armand.

Semangat itu yang akhirnya membuat proses pembuatannya berlangsung singkat. Gigi hanya butuh delapan hari. "Rekaman dua hari, kemudian koreksi lirik sekitar tiga hari.Videoklip dikerjakan sekitar tiga hari dua malam. Yang pasti sukses," kata Dewa Bujana, gitaris Gigi.

Ungu pun merasakan semangat yang sama. Meski harus menyanyikan dan mengaransemen lagu karya orang lain, Ungu tetap merasa maksimal. "Ungu belum pernah membawakan dan mengaransemen lagu orang. Ini pertama kalinya. Jujur waktu denger lagu ini gue sebagai vokalis bingung banget dan takut jelek nyanyikan lagu Cinta Gila. Tapi setelah workshop, oke juga bawakan lagu beraliran Melayu," katanya.

Hal yang sama dirasakan Ipank yang juga terlibat. Membawakan lagu lama Apatis karya Inggrid Widjanarko, suami Dewiq ini optimistis. "Membawakan lagu Apatis gue optimis," pungkasnya. [aji/mor]

Sebagai pengetahuan Anda tentang news terus tumbuh, Anda akan mulai melihat bagaimana news cocok dengan skema keseluruhan hal. Mengetahui bagaimana sesuatu berhubungan ke seluruh dunia juga penting.

No comments:

Post a Comment