VIVAnews - Raja Arab Saudi, Abdullah, memerintah pemberian bantuan kepada para korban banjir yang melanda kota pelabuhan Jeddah. Pengumuman dari raja itu diutarakan oleh Emir Kawasan Mekah, Pangeran Khaled Al-Faisal, Kamis 26 November 2009. Menurut Departemen Pertahanan Sipil, jumlah korban tewas akibat banjir di Jeddah Rabu lalu kini bertambah menjadi 77 orang. Sebanyak 21 korban telah diidentifikasi dan diserahkan kepada keluarga masing-masing. Laman harian Saudi berbahasa Inggris, Saudi Gazzette, mengungkapkan bahwa pencarian korban masih berlangsung. Tim penyelamat beropeasi di sejumlah distrik yang terkena dampak banjir yang paling parah - terutama di kawasan timur Jeddah. Wilayah-wilayah itu diantaranya Quwaizah, Muntazahat, Al-Adel, Al-Rawabi, Al-Sulimaniya, dan Jamia. Lalu-lintas di Jalan Haramain dalam dua hari terakhir masih ditutup. Pasalnya, pihak keamanan khawatir bahwa jembatan Jamia bisa runtuh setelah diterjang banjir. Pengetahuan dapat memberikan keuntungan yang nyata. Untuk memastikan bahwa Anda sepenuhnya informasi tentang world, terus membaca.
Sementara itu, Pangeran Khaled juga meminta para korban banjir segera melapor kepada kantor gubernur Jeddah atau kantor Departemen Pertahanan Sipil untuk mendapatkan bantuan. Sedikitnya 52 keluarga terpaksa mengungsi akibat rumah mereka tidak bisa lagi dihuni akibat tergenang air banjir. "Keluarga yang mengungsi bisa memilih, apakah akan tinggal di hotel atau di apartemen lengkap dengan perabotnya. Akomodasi ditanggung oleh pemerintah," kata Jenderal Muhammad Al-Ghamdi, kepala Departemen Pertahanan Sipil Kota Jeddah. Sementara itu, dilaporan bahwa 1.500 rumah di distrik Abruq Al-Raghamah masih terendam banjir. Para penghuni mengungsi ke tingkat yang lebih tinggi, bahkan ada pula yang terpaksa tinggal di atas atap. Selain itu, 3.000 kendaraan juga terendam banjir. ¢ VIVAnews
Sementara itu, Pangeran Khaled juga meminta para korban banjir segera melapor kepada kantor gubernur Jeddah atau kantor Departemen Pertahanan Sipil untuk mendapatkan bantuan. Sedikitnya 52 keluarga terpaksa mengungsi akibat rumah mereka tidak bisa lagi dihuni akibat tergenang air banjir. "Keluarga yang mengungsi bisa memilih, apakah akan tinggal di hotel atau di apartemen lengkap dengan perabotnya. Akomodasi ditanggung oleh pemerintah," kata Jenderal Muhammad Al-Ghamdi, kepala Departemen Pertahanan Sipil Kota Jeddah. Sementara itu, dilaporan bahwa 1.500 rumah di distrik Abruq Al-Raghamah masih terendam banjir. Para penghuni mengungsi ke tingkat yang lebih tinggi, bahkan ada pula yang terpaksa tinggal di atas atap. Selain itu, 3.000 kendaraan juga terendam banjir. ¢ VIVAnews
No comments:
Post a Comment