Saturday, March 13, 2010

Menko Kesra: 2014 Warga Miskin 16 Juta

Bayangkan waktu berikutnya Anda bergabung dengan diskusi mengenai berita. Ketika Anda mulai berbagi kata kunci% menarik% fakta di bawah ini, teman-teman Anda akan benar-benar takjub.
Jakarta ( Berita ) :  Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono mengatakan bahwa pemerintah menargetkan tahun 2014 jumlah warga miskin tinggal 16 juta jiwa. œPemerintah menargetkan pada 2014 jumlah warga miskin tinggal 16 juta jiwa, katanya di Jakarta, Sabtu [13/03] .

Menko Kesra menjelaskan, target 16 juta jiwa berarti hanya tinggal delapan persen dari jumlah saat ini yang mencapai 32 juta jiwa atau 14 persen.

Agung mengakui, target tersebut merupakan tugas berat pemerintah mengingat tahun 2014 hanya tinggal empat tahun lagi. Karenanya, pemerintah berupaya melakukan upaya percepatan pengentasan kemiskinan guna mencapai target di tahun 2014.

Ia menjelaskan, Wakil Presiden Boediono, Rabu (10/3) siang mengagendakan rapat koordinasi dengan menteri Kabinet Astaga.com lifestyle on the net Bersatu ke-II, tentang penanggulangan kemiskinan.

Dari hasil rapat tersebut dibuat program tim nasional percepatan penanggulangan masyarakat miskin yang tertuang dalam Keppres No 15/2010 yang diketuai langsung Wapres Boediono. Sedangkan wakilnya adalah Menko Kesra Agung Laksono dan Menko Perekonomian Hatta Rajasa.

Jika Anda menemukan diri Anda bingung dengan apa yang Anda telah membaca hingga saat ini, jangan putus asa. Semuanya harus jelas pada saat Anda selesai.

Anggotanya antara lain adalah Mendagri Gamawan Fauzi, Menkeu Sri Mulyani, Mensos Salim Segaf Al Jufri, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, dan Kepala Bappenas Armida Alisyahbana.

œDengan adanya tim nasional percepatan penanggulangan kemiskinan diharapkan target pemerintah pada tahun 2014 dapat tercapai, katanya.

Untuk mendukung program tersebut, pemerintah akan melakukan pemutakhiran data warga miskin.

Pemutakhiran data, menurut Agung Laksono, diperlukan agar program tersebut tepat sasaran dan menghindari kemungkinan adanya data lama yang tidak lagi valid.

œPemutakhiran data juga diperlukan untuk menentukan standarisasi warga miskin yang akan kita bagi menjadi miskin, hampir miskin, dan sangat miskin, katanya. ( ant )

Artikel ini cakupan informasi selengkap dapat hari ini. Tetapi Anda harus selalu masih terbuka kemungkinan bahwa penelitian masa depan dapat mengungkap fakta-fakta baru.

No comments:

Post a Comment