VIVAnews - Perkembangan industri informasi yang semakin pesat, membuat berbagai perusahaan media perlu melakukan perubahan agar tidak ditinggalkan kosumennya. Untuk keempat kalinya Bali dipilih menjadi tuan rumah Asia Pasifik Media Forum (APMF) yang dibuka hari ini Kamis 3 Juni 2010. Selama dua hari, APMF akan membahas, memecahkan solusi, melakukan eksplorasi dalam berinovasi dan mengubah strategi kemasan media agar tetap menarik konsumen. Sedikitnya 27 pakar media, komunikasi, teknologi dan para pengusaha periklanan, dan 400 peserta se-Asia Pasifik menghadiri acara ini. Justianto Direktur Program APMF 2010 mengatakan, salah satu perubahan yang terjadi pada media saat ini adalah pada kontennya (isi). "Saat ini eranya bukan tergantung pada si pembuat isi, tapi pada konten atau isi media tersebut," ungkapnya dalam konferensi pers. Di ungkapkan pula, di Indonesia ada sembilan dari sepuluh website terlaris yang tidak bergantung dari konten yang dibuat pemilik website, melainkan informasi atau pesan yang diberikan para pengakses. Seperti jejaring sosial Facebook, Kaskus, dan Yahoo. Setelah Anda mulai bergerak di luar dasar informasi latar belakang, Anda mulai menyadari bahwa ada lebih ke technology daripada yang mungkin Anda pikiran pertama.
"Perubahan lain misalnya kebiasaan pendengar radio dalam me-request lagu. Dulu, pendengar merequest lagu menggunakan postcard. Dari postcard berganti dengan sms dan sekarang menggunakan twitter ungkasnya. Chairman APMF, Andi Sadha, menambahkan, media digital saat ini tidak akan mematikan media-media konvensional seperti media cetak misalnya. Jenis media ini pun mempunyai kesempatan berkembang dan meraup untung, dengan format yang sesuai dan menarik. "Para pemilik merk pun akan menggunakan kedua media ini untuk mensosialisasikan produk mereka, dan tetap memiliki benang merah, walaupun sedikit berbeda dari tampilannya" jelasnya. Ditambahkan Andi Sadha, dari acara ini diharapkan diperoleh strategi bagaimana mengubah budaya konsumen kita saat ini. Laporan: Peni Widarti | Bali ¢ VIVAnews
"Perubahan lain misalnya kebiasaan pendengar radio dalam me-request lagu. Dulu, pendengar merequest lagu menggunakan postcard. Dari postcard berganti dengan sms dan sekarang menggunakan twitter ungkasnya. Chairman APMF, Andi Sadha, menambahkan, media digital saat ini tidak akan mematikan media-media konvensional seperti media cetak misalnya. Jenis media ini pun mempunyai kesempatan berkembang dan meraup untung, dengan format yang sesuai dan menarik. "Para pemilik merk pun akan menggunakan kedua media ini untuk mensosialisasikan produk mereka, dan tetap memiliki benang merah, walaupun sedikit berbeda dari tampilannya" jelasnya. Ditambahkan Andi Sadha, dari acara ini diharapkan diperoleh strategi bagaimana mengubah budaya konsumen kita saat ini. Laporan: Peni Widarti | Bali ¢ VIVAnews
No comments:
Post a Comment