JAKARTA--MI: Direktur Jenderal Pajak yang terkait dengan kasus mafia pajak yang menjadikan Gayus Tambunan sebagai tersangka harus diperiksa. "Iya dong. Dirjen Pajak itu mesti diperiksa," ujar Kepala Bidang Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Marwoto Soeto, ketika dihubungi Media Indonesia, Sabtu (26/6). Menurutnya, terdapat struktur berjenjang yang membuat PT Surya Alam Tunggal (SAT) tidak jadi dikenakan pajak senilai Rp290 juta. "Tidak hanya Maruli, atasan-atasannya juga harus diperiksa," ujarnya. Permohonan keberatan pajak yang diajukan SAT pada 2007 silam sebesar Rp290 juta akhirnya ditinjau ulang oleh tim penelaah keberatan pajak yang beranggotakan antara lain, Gayus, Maruli, dan Humala Napitupulu. Diduga, Gayus dan Humala menangani keberatan itu dan secara teknis SAT memang tidak dikenakan pajak. Maruli pun menandatangani keputusan bahwa SAT tidak dikenakan pajak. Tak hanya Maruli, Dirjen Pajak yang waktu itu dijabat oleh Darmin Nasution juga menandatangani hal itu. Lihat berapa banyak Anda dapat mempelajari tentang xbox cheat ketika Anda mengambil sedikit waktu untuk membaca sebuah artikel diteliti baik? Jangan lewatkan pada seluruh informasi yang besar ini.
"Jadi, itu dia (Darmin) juga dipanggil dong, Dirjen Pajak jangan anak buah dikorbankan," ujar Ruli Manulang, tante Maruli yang juga termasuk dalam tim pengacara Maruli, kepada wartawan, Jumat (25/6), di Mabes Polri. Menurut Ruli, penyidik bersikap tidak profesional. "Keponakan saya ditahan di Polres Jakarta Selatan untuk 20 hari. Tapi baru sehari langsung dipindah ke Bareskrim Polri. Kata penyidik, di Polres, Maruli satu sel dengan Haposan Hutagalung," tuturnya. Ia bingung mengapa penyidik begitu takut Maruli satu sel dengan Haposan sehingga memindahkan Maruli. "Padahal, Maruli tidak kenal Haposan. Baru bertemu Haposan, ya saat satu sel." Marwoto pun menyangkal hal itu. Menurutnya, Maruli memang ditahan di Bareskrim Polri. "Memang ditahan di Bareskrim kok. Itu untuk mempermudah penyidikan atau pemeriksaan," jelasnya. Selain itu, Ruli juga mengungkapkan, sepanjang Maruli diperiksa, penyidik tidak pernah menanyakan soal perusahaan selain PT SAT. "Tidak ada soal KPC, Bakrie. Hanya SAT dan itu murni kebijakan dari Dirjen Pajak," kata dia. Ruli juga membantah soal uang yang didapat Maruli sejumlah US$1,5 juta dari perusahaan Bakrie. "Dan pertemuan di Hotel Peninsula yang disebut-sebut bertemu dengan Alif Kuncoro dan Imam Cahyo Maliki tidak ada itu," pungkasnya. (*/OL-9)
"Jadi, itu dia (Darmin) juga dipanggil dong, Dirjen Pajak jangan anak buah dikorbankan," ujar Ruli Manulang, tante Maruli yang juga termasuk dalam tim pengacara Maruli, kepada wartawan, Jumat (25/6), di Mabes Polri. Menurut Ruli, penyidik bersikap tidak profesional. "Keponakan saya ditahan di Polres Jakarta Selatan untuk 20 hari. Tapi baru sehari langsung dipindah ke Bareskrim Polri. Kata penyidik, di Polres, Maruli satu sel dengan Haposan Hutagalung," tuturnya. Ia bingung mengapa penyidik begitu takut Maruli satu sel dengan Haposan sehingga memindahkan Maruli. "Padahal, Maruli tidak kenal Haposan. Baru bertemu Haposan, ya saat satu sel." Marwoto pun menyangkal hal itu. Menurutnya, Maruli memang ditahan di Bareskrim Polri. "Memang ditahan di Bareskrim kok. Itu untuk mempermudah penyidikan atau pemeriksaan," jelasnya. Selain itu, Ruli juga mengungkapkan, sepanjang Maruli diperiksa, penyidik tidak pernah menanyakan soal perusahaan selain PT SAT. "Tidak ada soal KPC, Bakrie. Hanya SAT dan itu murni kebijakan dari Dirjen Pajak," kata dia. Ruli juga membantah soal uang yang didapat Maruli sejumlah US$1,5 juta dari perusahaan Bakrie. "Dan pertemuan di Hotel Peninsula yang disebut-sebut bertemu dengan Alif Kuncoro dan Imam Cahyo Maliki tidak ada itu," pungkasnya. (*/OL-9)
No comments:
Post a Comment