VIVAnews - Langkah Hewlett-Packard (HP) untuk mengejar ketertinggalannya dari Apple semakin mantap. Baru-baru ini HP mengakuisisi sebuah perusahaan penyedia layanan musik, bernama Melodeo yang mampu mengirimkan streaming musik ke berbagai jenis perangkat ponsel. "Akuisisi HP terhadap Melodeo, merupakan salah satu contoh dari upaya kami untuk menampilkan inovasi dan teknologi baru, ke pasar. Kami sudah tertarik dengan potensi teknologi ini yang mampu menyediakan kekuatan layanan cloud kepada jutaan pengguna," kata perwakilan HP kepada TechCrunch. Produk utama Melodia adalah layanan musik ponsel bernama nuTsie, yang mampu menyediakan streaming lagu bagi berbagai jenis ponsel seperti iPhone, BlackBerry, Android, dan Windows Mobile.
Dan yang tak kalah menarik, sebenarnya 'nuTsie' adalah anagram (pembolak-balikan kata) dari kata 'iTunes'. Aplikasi nuTsie sendiri mampu memindai daftar playlist iTunes milik pelanggan dan membuatkan playlist baru berdasarkan preferensi pengguna maupun lagu-lagu yang tidak dimiliki pengguna. Layanan nuTsie memang tak sepopuler LaLa (layanan streaming musik yang baru diakusisi Apple), Spotify, dan Pandora. Namun pelanggannya nuTsie masih terus mengalami perkembangan. Menurut sumber TechCrunch, websitenya mampu menarik lebih dari dua juta pengguna unik setiap bulan. Sementara aplikasi nuTsie, telah diunduh 2 juta kali. Menurut salah seorang sumber TechCrunch, nilai akuisisi ini berkisar antara US$30-US$35 juta atau sekitar Rp 273-318 miliar. Nilai itu memang tidak terlalu besar. Namun, sepertinya tawaran HP lebih menarik ketimbang tawaran peminang lain, HTC (HTC juga sempat meminang Palm, sebelum akhirnya dibeli HP). Dengan akuisisi ini, HP juga merekrut Vice President Melodeo, David Billmaier, yang sebelumnya pernah bekerja untuk Steve Jobs selama beberapa dekade, mendesain beberapa produk unggulan Apple. Sebelumnya, pada akuisisi Palm, HP juga mendapat beberapa tenaga mantan Apple yang sempat menangani iPhone. Nantinya, pengenalan nuTsie bisa meningkatkan daya tarik orang terhadap sistem operasi besutan Palm, WebOS. WebOS akan menjadi pilar penting bagi strategi mobile HP ke depan. Dan boleh jadi, ini hanya merupakan episode awal dari akuisisi-akuisisi HP berikutnya untuk mengejar ketertinggalannya dari Apple.(np) ¢ VIVAnews
Dan yang tak kalah menarik, sebenarnya 'nuTsie' adalah anagram (pembolak-balikan kata) dari kata 'iTunes'. Aplikasi nuTsie sendiri mampu memindai daftar playlist iTunes milik pelanggan dan membuatkan playlist baru berdasarkan preferensi pengguna maupun lagu-lagu yang tidak dimiliki pengguna. Layanan nuTsie memang tak sepopuler LaLa (layanan streaming musik yang baru diakusisi Apple), Spotify, dan Pandora. Namun pelanggannya nuTsie masih terus mengalami perkembangan. Menurut sumber TechCrunch, websitenya mampu menarik lebih dari dua juta pengguna unik setiap bulan. Sementara aplikasi nuTsie, telah diunduh 2 juta kali. Menurut salah seorang sumber TechCrunch, nilai akuisisi ini berkisar antara US$30-US$35 juta atau sekitar Rp 273-318 miliar. Nilai itu memang tidak terlalu besar. Namun, sepertinya tawaran HP lebih menarik ketimbang tawaran peminang lain, HTC (HTC juga sempat meminang Palm, sebelum akhirnya dibeli HP). Dengan akuisisi ini, HP juga merekrut Vice President Melodeo, David Billmaier, yang sebelumnya pernah bekerja untuk Steve Jobs selama beberapa dekade, mendesain beberapa produk unggulan Apple. Sebelumnya, pada akuisisi Palm, HP juga mendapat beberapa tenaga mantan Apple yang sempat menangani iPhone. Nantinya, pengenalan nuTsie bisa meningkatkan daya tarik orang terhadap sistem operasi besutan Palm, WebOS. WebOS akan menjadi pilar penting bagi strategi mobile HP ke depan. Dan boleh jadi, ini hanya merupakan episode awal dari akuisisi-akuisisi HP berikutnya untuk mengejar ketertinggalannya dari Apple.(np) ¢ VIVAnews
No comments:
Post a Comment