VIVAnews - Brazil menyatakan dukungan atas program nuklir Iran. Namun Negara Samba itu juga menyarankan agar Iran bisa menyelesaikan ketegangan dengan negara-negara Barat, yang masih curiga dengan penggunaan program nuklirnya, melalui perundingan damai. Demikian sikap dari Presiden Brazil, Luiz Inácio Lula da Silva, saat menerima kunjungan Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, di Brasilia, Senin 23 November 2009 waktu setempat. Laman stasiun televisi al-Jazeera mengungkapkan bahwa Lula menyatakan dukungan negaranya atas "pengembangan energi nuklir yang damai yang menghormati aturan internasional." Dia pun mendorong Iran untuk melanjutkan hubungan dengan negara lain yang tertarik memberi solusi atas isu nuklir Iran. Dalam sebuah siaran radio sebelumnya, Lula mengatakan mengisolasi Iran agar menghentikan program nuklirnya justru akan mengganggu upaya perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah. Benar-benar ide yang baik untuk menggali lebih dalam subjek dari world. Apa yang Anda pelajari dapat memberikan rasa percaya diri yang Anda butuhkan untuk usaha ke daerah baru.
"Mengisolasi Iran tidak akan membantu," katanya. "Yang paling penting adalah membuka pembicaraan dengan Iran dan mencoba membangun keseimbangan agar Timur Tengah kembali normal," jelas Lula. Menurut Lula, yang mengasah kemampuan negosiasinya sebagai presiden diperlukan taktik baru dalam pembicaraan dengan Iran. "Saya mengatakan ke Presiden (Barack) Obama, Presiden (Nicolas) Sarkozy, Kanselir Jerman Angela Merkel kita tidak akan mendapat hasil jika menyudutkan Iran. Yang harus diciptakan adalah pembicaraan," katanya bulan lalu. Di acara yang sama, Lula menantang tim sepakbola gabungan Israel dan Palestina melawan tim nasional sepakbola Brasil.
Sementara itu, Ahmadinejad mendukung Brazil menjadi anggota permanen Dewan Keamanan (DK) PBB. Brazil merupakan satu dari 10 anggota yang tidak permanen, yang tidak memiliki hak veto, dalam keanggotaan DK-PBB untuk periode 2010 dan 2011. "Kami mendukung reformasi DK-PBB dan Brazil untuk memperoleh keanggotaan permanen," kata Ahmadinejad. Ahmadinejad menyatakan DK-PBB telah gagal selama 60 tahun karena kekuatan veto yang dimiliki beberapa negara menimbulkan ketidakamanan di beberapa negara di dunia. Para pengamat menyatakan pertemuan pertama Ahmadinejad dengan Presiden Lula memperluas penmgaruh Amerika Selatan dalam percaturan politik dunia. Namun kalangan oposisi politik Brazil mendesak penghentian program nuklir Iran terkait pelanggaran hak asasi manusia. Para pendemo pun menentang kunjungan Ahmadinejad di ibukota Brazil dan beberapa kota besar di negara itu. ¢ VIVAnews
"Mengisolasi Iran tidak akan membantu," katanya. "Yang paling penting adalah membuka pembicaraan dengan Iran dan mencoba membangun keseimbangan agar Timur Tengah kembali normal," jelas Lula. Menurut Lula, yang mengasah kemampuan negosiasinya sebagai presiden diperlukan taktik baru dalam pembicaraan dengan Iran. "Saya mengatakan ke Presiden (Barack) Obama, Presiden (Nicolas) Sarkozy, Kanselir Jerman Angela Merkel kita tidak akan mendapat hasil jika menyudutkan Iran. Yang harus diciptakan adalah pembicaraan," katanya bulan lalu. Di acara yang sama, Lula menantang tim sepakbola gabungan Israel dan Palestina melawan tim nasional sepakbola Brasil.
Sementara itu, Ahmadinejad mendukung Brazil menjadi anggota permanen Dewan Keamanan (DK) PBB. Brazil merupakan satu dari 10 anggota yang tidak permanen, yang tidak memiliki hak veto, dalam keanggotaan DK-PBB untuk periode 2010 dan 2011. "Kami mendukung reformasi DK-PBB dan Brazil untuk memperoleh keanggotaan permanen," kata Ahmadinejad. Ahmadinejad menyatakan DK-PBB telah gagal selama 60 tahun karena kekuatan veto yang dimiliki beberapa negara menimbulkan ketidakamanan di beberapa negara di dunia. Para pengamat menyatakan pertemuan pertama Ahmadinejad dengan Presiden Lula memperluas penmgaruh Amerika Selatan dalam percaturan politik dunia. Namun kalangan oposisi politik Brazil mendesak penghentian program nuklir Iran terkait pelanggaran hak asasi manusia. Para pendemo pun menentang kunjungan Ahmadinejad di ibukota Brazil dan beberapa kota besar di negara itu. ¢ VIVAnews
No comments:
Post a Comment