INILAH.COM, Jakarta - Ucok 'AKA' Harahap memang pantas dikenang. Pencapaian prestasinya di kancah musik rock Indonesia tak lagi diragukan. Andalas Datoe Oloan Harahap nama aslinya sempat menulis surat wasiat, Kamis (3/12), pukul 05.30 WIB, di RS Dharmo Surabaya, Jawa Timur. "Surat itu dibuat dua hari sebelum acara malam apresiasi buat Ucok pada Selasa kemarin," kata Jelly Tobing, di Jakarta menuju Surabaya, Kamis (3/12). Surat wasiat itu mengutarakan terima kasihnya kepada musisi yang sudah mempedulikannya. Ia juga memohon maaf atas perbuatan selama hidupnya. Apa yang ia sampaikan itu, ternyata kata terakhirnya, karena Kamis (3/12) pagi pukul 05.30 WIB ajal menjemputnya saat dalam perawatan di RS Dharmo Surabaya, Jawa Timur. Ia meninggal dalam usia 70 tahun, setelah berjuang melawan penyakit tumor dan kanker paru-paru stadium empat. Kesedihan pun dirasakan Andi vokalis /rif. Rencananya memperdengarkan lagu Badai Bulan Desember yang sudah diaransemen ulang tak terwujud nyata. "Saya sebelumnya berencana memperdengarkan laguBadai Bulan Desember ini ke Bang Ucok dan para personel AKA lainnya. Sayang sekali, ini tidak tercapai. Saya jelas sedih dan kecewa, karena Bang Ucok sudah meninggal," kata Andi. Ia menambahkan, "Saya memang sebelumnya sudah suka lagu itu. Saya baru sadar kalau lagu itu big hit mereka. Karena itu, saya punya tanggung jawab harus menyanyikan lebih baik lagi, minimal sama. Asal jangan lebih jelek dan tidak akan menjadi sesuatu." Kehilangan pun dirasakan rocker Ahmad Albar. Namun begitu, ia lebih ingin mengenangnya dalam keindahan. "Saya sangat dekat. Makanya usai show di Malang, saya langsung terbang ke sini," kata Ahmad Albar. Sahabat Ucok lainnya, Ian Antono mengatakan, "Selain lucu, di balik tampang garangnya, Ucok itu sangat perasa dan gampang nangis. Dia sebenarnya sangat lembut. Kami pernah tinggal serumah. Saya di bawah, Ucok di atas. Padahal waktu itu, kami sama-sama berkeluarga." Ian bahkan mengenang Ucok layaknya James Brown, musisi legendaris Amerika Serikat. "Karakter vokal Ucok mirip James Brown. Yang paling terkesan, saat Ucok menyanyikan lagu Semut, yang saya ciptakan," katanya menyanjung almarhum. Tak berhenti di situ, Ian menambah pujiannya. "Wataknya sangat halus, tidak keras seperti jenis musik yang ia mainkan." Anda yang belum terbiasa dengan kata kunci pada% terbaru% kini memiliki setidaknya pemahaman dasar. Tapi ada lagi yang akan datang.
Tak hanya di Jakarta, Ucok juga memiliki sahabat di Kediri, Suko Susilo. Ada kenangan manis yang patut dikenang. "Kalau malam-malam, kita suka keliling, dan makan di warung lesehan. Saya juga salut ketika mendengar dia menyanyi, kualitas suara tetap terjaga meski sudah tua. Dia juga selalu energik, dan saya rasa dia adalah peletak dasar musik rock Indonesia, sebelum God Bless," paparnya. Arthur Kaunang justru lebih apresiatif. Ia merasa sosok Ucok pantas menjadi musisi legendaris Indonesia. Mengingat sangat aktif membesarkan grup musik Apotik Kaliasin (AKA). Berbagai penuturan para sahabat itu apa adanya. Tentunya terlepas dari catatan kehidupan cinta Ucok yang sembilan kali menikah. Perempuan terakhir yang masih menjadi istrinya, RR Sri Hartini, ia nikahi pada 14 Mei 2009, di Surabaya. Sebelumnya, iapernah menikahi Nur Ani (istri pertama) Endang Titiek Rahmawati (Kediri), Lisa Damayanti (Jogyakarta), SriHhartini Lea (Bandung), Imla Binti Zakaria (anak kiai di Jawa Barat yang hanya dinikahi tiga bulan), Farida (Jakarta). Dari hasil pernikahannya itu, Ucok dikarunia delapan anak. Vanda, Ica, Nova, Rosa, Sutra Charmelia, Rici Sutan Mahayuddin Harahap, Intan, dan Emas. Apa pun itu, sebagai musisi rock Ucok memang pantas dikenang. In memoriam Ucok 'AKA' pastinya akan selalu indah dikenang. Rujukan catatan, Ucok 'AKA Harahap' adalah legenda. Sepak terjangnya berjibaku di pentas musik Indonesia sungguh mengagumkan.Pada zamannya, saat era 60 dan 70-an, sosoknya fenomenal. Aksi panggungnya yang teatrikal pun terbilang edan. Saat manggung di ajang Jakarta Rock Parade 2008, ia menampilkan aksi gantung diri terbalik dengan mengusung tiang gantungan ke atas panggung meski sudah 69 tahun, usia yang tak muda lagi. Ucok memulai karier dengan mendirikan grup musik rock AKA pada 23 Mei 1967. Nama AKA diambil dari nama apotek ayahnya Ismail Harahap, Apotik Kali Asia, ia bersama Peter Wass, Sonata Tanjung, Syech Abidin, dan Arthur Kaunang, semangat membesarkan bandnya. Album AKA yang pernah beredar, Do What You Like (1970), Reflections (1971), Crazy Joe (1972), Sky Rider (1973), Cruel Side of Suez War (1974), Mr. Bulldog (1975), Pucuk Kumati (1977), AKA in Rock (1979), The Best of AKA (1979), AKA 20 Golden Hits (1979), dan Puber Kedua (1979). Pada 1977, Ucok AKA bersama Ahmad Albar membentuk Duo Kribo. Album pertama mereka yang diproduksi Irama Tara melambungkan single Neraka Jahanam. Penghormatan memang sepantasnya diberikan. Selamat jalan sahabat, semoga engkau tenang diperaduan terakhir, bersama Tuhan. [mor]
Tak hanya di Jakarta, Ucok juga memiliki sahabat di Kediri, Suko Susilo. Ada kenangan manis yang patut dikenang. "Kalau malam-malam, kita suka keliling, dan makan di warung lesehan. Saya juga salut ketika mendengar dia menyanyi, kualitas suara tetap terjaga meski sudah tua. Dia juga selalu energik, dan saya rasa dia adalah peletak dasar musik rock Indonesia, sebelum God Bless," paparnya. Arthur Kaunang justru lebih apresiatif. Ia merasa sosok Ucok pantas menjadi musisi legendaris Indonesia. Mengingat sangat aktif membesarkan grup musik Apotik Kaliasin (AKA). Berbagai penuturan para sahabat itu apa adanya. Tentunya terlepas dari catatan kehidupan cinta Ucok yang sembilan kali menikah. Perempuan terakhir yang masih menjadi istrinya, RR Sri Hartini, ia nikahi pada 14 Mei 2009, di Surabaya. Sebelumnya, iapernah menikahi Nur Ani (istri pertama) Endang Titiek Rahmawati (Kediri), Lisa Damayanti (Jogyakarta), SriHhartini Lea (Bandung), Imla Binti Zakaria (anak kiai di Jawa Barat yang hanya dinikahi tiga bulan), Farida (Jakarta). Dari hasil pernikahannya itu, Ucok dikarunia delapan anak. Vanda, Ica, Nova, Rosa, Sutra Charmelia, Rici Sutan Mahayuddin Harahap, Intan, dan Emas. Apa pun itu, sebagai musisi rock Ucok memang pantas dikenang. In memoriam Ucok 'AKA' pastinya akan selalu indah dikenang. Rujukan catatan, Ucok 'AKA Harahap' adalah legenda. Sepak terjangnya berjibaku di pentas musik Indonesia sungguh mengagumkan.Pada zamannya, saat era 60 dan 70-an, sosoknya fenomenal. Aksi panggungnya yang teatrikal pun terbilang edan. Saat manggung di ajang Jakarta Rock Parade 2008, ia menampilkan aksi gantung diri terbalik dengan mengusung tiang gantungan ke atas panggung meski sudah 69 tahun, usia yang tak muda lagi. Ucok memulai karier dengan mendirikan grup musik rock AKA pada 23 Mei 1967. Nama AKA diambil dari nama apotek ayahnya Ismail Harahap, Apotik Kali Asia, ia bersama Peter Wass, Sonata Tanjung, Syech Abidin, dan Arthur Kaunang, semangat membesarkan bandnya. Album AKA yang pernah beredar, Do What You Like (1970), Reflections (1971), Crazy Joe (1972), Sky Rider (1973), Cruel Side of Suez War (1974), Mr. Bulldog (1975), Pucuk Kumati (1977), AKA in Rock (1979), The Best of AKA (1979), AKA 20 Golden Hits (1979), dan Puber Kedua (1979). Pada 1977, Ucok AKA bersama Ahmad Albar membentuk Duo Kribo. Album pertama mereka yang diproduksi Irama Tara melambungkan single Neraka Jahanam. Penghormatan memang sepantasnya diberikan. Selamat jalan sahabat, semoga engkau tenang diperaduan terakhir, bersama Tuhan. [mor]
No comments:
Post a Comment