Jakarta (Berita) : Wakil rakyat dari daerah pemilihan Sumut 1, yang juga Unsur pimpinan Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat ( F Hanura) DPR Ir Nurdin Tampubolon mengharapkan para pimpinan partai politik (parpol) yang memiliki fraksi di DPR untuk tidak melakukan intervensi sehingga perjalanan Pansus Hak Angket Bank Century membongkar kasus dana talangan Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun tidak terhambat hanya karena kepentingan politik sesaat. Menurut Nurdin , penuntasan kasus bank century yang dilakukan Pansus hak angket, bukan hanya sebagai usaha mengetahui penggunaan dana talangan yang merugikan negara itu, Hak Angket Bank Century yang menjadi pusat perhatian rakyat merupakan pertaruhan bagi masa depan DPR , setelah dua priode belakangan ini citra lembaga legisltif ini melorot akibat menurunya kepercayaan rakyat, Bagi Hanura, keberhasilan yang dicapai Pansus akan menjadi tolak ukur bagi masa depan partai ini , ujarnya Nurdin di Gedung DPR Jakarta, Rabu [09/12]. Lebih dari itu, Wakil Ketua Komisi VI DPR ini juga menilai bahwa hasil pansus bukan hanya sekedar mengembalikan kepercayaan rakyat atas DPR, tetapi hasil Pansus Bank Century ini menjadi sangat menentukan untuk kebangkitan bangsa dan negara. Jadi agar tidak mengecewakan, parpol harus mendorong fraksi-fraksi di DPR untuk benar-benar mengedepankan kepentingan rakyat diatas kepentingan pribadi maupun golongannya. Nurdin mengakui , jika ada intervensi dari petinggi parpol ke fraksinya di DPR, maka anggota Pansus tidak akan maksimal melakukan tugasnya, sebab gerakannya sudah terbatas dengan adanya sikap parpol . Anggota DPR itu kan pada kenyataannya merupakan karyawan parpol yang ditempatkan di DPR. Jadi kalau ada sikap dari parpol yang disampaikan melalui fraksinya, tentu anggotanya yang ada di Pansus akan hati-hati dengan garis partai , katanya. Sejujurnya, satu-satunya perbedaan antara Anda dan berita ahli adalah waktu. Jika Anda akan berinvestasi sedikit lebih banyak waktu dalam membaca, Anda akan lebih dekat ke status ahli ketika datang ke berita.
Nurdin juga mendesak agar rapat-rapat pansus hak angket ini dilakukan dengan mekanisme yang seluruhnya terbuka, sehingga masyarakat bisa melihat seluruh proses tanpa adanya dugaan rekayasa-rekayasa. Pakar politik dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit mengakui tidak yakin dengan komitmen Pansus angket . Menurutnya perilaku para anggota DPR yang sangat oportunis membuat dirinya merasa tidak yakin dengan komitmen Pansus angket Bank Century tersebut.Ia menilai Pansus Angket Century cuma sebuah kepura-puraan untuk mengungkap kebenaran demi kepentingan rakyat. Padahal, banyak kepentingan-kepentingan terselubung di dalamnya. Dari awal ini saya melihat cenderung hanya sandiwara, ujar Arbi saat jadi pembicara dalam acara dialog kenegaraan di gedung Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Salah satu yang ikut mendorong anggota dewan bersifat oportunis adalah selama ini tidak adanya kejelasan sistem di DPR mengenai kelompok oposisi, dan kelompok penguasa atau pendukung pemerintah. Jadi orang bisa pindah posisinya kemana-mana, jelasnya. Menurut Arbi Sanit ada tiga indikasi terhadap kepura-puraan tersebut. Indikasi pertama adalah anggota DPR bukanlah wakil rakyat. Mereka bukan bekerja untuk rakyat, tetapi untuk diri dan partai masing-masing. Kedua, mereka hanya bekerja demi formalitas saja. Buktinya, lanjut Sanit, dalam pleno ketika cuma 20 persen anggota yang datang, pleno tetap dilanjutkan. Ketiga, ini prosedur tanpa substansi. Ada rapat, tapi apa kemampuan kerjanya. Dengan begitu, akal-akalan ini akan terjadi, katanya. Karena alasan ini, Sanit sulit optimistis melihat hasil dari hak angket ini. Palingan hasil sudah didesain karena DPR kan didominasi oleh partai pemerintah. Ujung-ujungnya voting. Ujungnya tidak ada data, fakta, dan disimpulkan tidak ada masalah. Deal politik kan sejak awal sudah dibangun, yang banyak yang menentukan, tandasnya. (aya)
Nurdin juga mendesak agar rapat-rapat pansus hak angket ini dilakukan dengan mekanisme yang seluruhnya terbuka, sehingga masyarakat bisa melihat seluruh proses tanpa adanya dugaan rekayasa-rekayasa. Pakar politik dari Universitas Indonesia, Arbi Sanit mengakui tidak yakin dengan komitmen Pansus angket . Menurutnya perilaku para anggota DPR yang sangat oportunis membuat dirinya merasa tidak yakin dengan komitmen Pansus angket Bank Century tersebut.Ia menilai Pansus Angket Century cuma sebuah kepura-puraan untuk mengungkap kebenaran demi kepentingan rakyat. Padahal, banyak kepentingan-kepentingan terselubung di dalamnya. Dari awal ini saya melihat cenderung hanya sandiwara, ujar Arbi saat jadi pembicara dalam acara dialog kenegaraan di gedung Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Salah satu yang ikut mendorong anggota dewan bersifat oportunis adalah selama ini tidak adanya kejelasan sistem di DPR mengenai kelompok oposisi, dan kelompok penguasa atau pendukung pemerintah. Jadi orang bisa pindah posisinya kemana-mana, jelasnya. Menurut Arbi Sanit ada tiga indikasi terhadap kepura-puraan tersebut. Indikasi pertama adalah anggota DPR bukanlah wakil rakyat. Mereka bukan bekerja untuk rakyat, tetapi untuk diri dan partai masing-masing. Kedua, mereka hanya bekerja demi formalitas saja. Buktinya, lanjut Sanit, dalam pleno ketika cuma 20 persen anggota yang datang, pleno tetap dilanjutkan. Ketiga, ini prosedur tanpa substansi. Ada rapat, tapi apa kemampuan kerjanya. Dengan begitu, akal-akalan ini akan terjadi, katanya. Karena alasan ini, Sanit sulit optimistis melihat hasil dari hak angket ini. Palingan hasil sudah didesain karena DPR kan didominasi oleh partai pemerintah. Ujung-ujungnya voting. Ujungnya tidak ada data, fakta, dan disimpulkan tidak ada masalah. Deal politik kan sejak awal sudah dibangun, yang banyak yang menentukan, tandasnya. (aya)
No comments:
Post a Comment